Pamekasan, 20 Desember 2024 — StartUp RekaCipta Garam, sebuah inovasi dari SainsTek Pergaraman Universitas Trunojoyo Madura, menyelenggarakan sesi berbagi ilmu (sharing knowledge) yang inspiratif bersama para petambak garam binaan Pertamina PHE WMO dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (20/12) di Kedai Reka Garam, sebuah pusat inovasi perguruan tinggi yang mengintegrasikan sains, teknologi, dan praktik keberlanjutan dalam pengelolaan garam.
Acara ini menjadi momen penting bagi kedua belah pihak untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman terkait pengelolaan tambak garam yang berkelanjutan. Selama diskusi, empat topik utama menjadi sorotan: inovasi garam, model pengembangan kapasitas petambak garam, keberlanjutan pasar (market sustainability), dan pembelajaran quadruple loop learning dalam perencanaan serta pemecahan masalah.
“Kami merasa sangat beruntung bisa berbagi pengalaman dengan para petambak garam binaan Pertamina PHE WMO. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memperkuat sinergi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam mengembangkan sektor pergaraman di Indonesia,” ujar salah satu perwakilan RekaCipta Garam.
Inovasi untuk Masa Depan Garam
Sesi berbagi ilmu ini mengedepankan pentingnya inovasi dalam meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk garam. StartUp RekaCipta Garam mempresentasikan berbagai teknologi yang telah dikembangkan untuk memaksimalkan hasil produksi sekaligus menjaga kualitas garam agar sesuai dengan standar konsumsi dan non-konsumsi.
Model Pengembangan Kapasitas Petambak Garam
Tidak hanya berfokus pada teknologi, program ini juga membahas strategi pengembangan kapasitas petambak garam. Model ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan teknis, manajerial, dan kewirausahaan para petambak agar lebih kompetitif di pasar global.
Keberlanjutan Pasar Garam
Topik ini menyoroti bagaimana menjaga keberlanjutan pasar melalui strategi diversifikasi produk dan memperkuat jaringan distribusi. Langkah ini dianggap esensial untuk memastikan produk garam lokal tetap diminati di tengah persaingan pasar yang ketat.
Pembelajaran Quadruple Loop Learning
Sebagai penutup, sesi ini memperkenalkan pendekatan quadruple loop learning, sebuah metode pembelajaran yang berfokus pada refleksi mendalam dan inovasi kolaboratif. Pendekatan ini bertujuan membantu petambak mengidentifikasi solusi terbaik untuk berbagai tantangan operasional dan strategis di sektor pergaraman.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang konkret dalam mendorong sektor pergaraman menuju masa depan yang lebih cerah. Dukungan dari Pertamina PHE WMO dan LPPM Universitas Trunojoyo Madura menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menghasilkan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat.





